Istilah-Istilah Didalam Dunia Jamur
9/18/2019
Info
Istilah-Istilah Didalam Dunia Jamur
Pada budi daya jamur dikenal adanya istilah bibit 0, F1, F2 dan Baglog. Bagi petani jamur, istilah-istilah tersebut sudah bukan menjadi hal yang asing. namun bagi masyarakat yang masih awam masih banyak yang salah penafsiran. Oleh sebab itu maka perlu menjelaskan akan hal tersebut, agar dapat membantu dalam dunia usaha ini.
Berikut ini adalah daftar istilah yang terkait dengan dunia jamur:
1. Spora
Sel kelamin yang dihasilkan secara generatif atau seksual oleh jamur berfungsi untuk berkembang biak. Secara teknis fungsi spora sama dengan biji pada tanaman tingkat tinggi yaitu memudahkan untuk persebaran dan mempertahankan keturunan. Apabila spora jatuh pada tempat yang cocok untuk tumbuh maka spora akan berkecambah membentuk hifa.
2. Hifa
Bentukan seperti benang-benang halus yang merupakan bagian dari jamur dan termasuk dalam tubuh vegetatif. Hifa adalah istilah yang digunakan untuk benang yang tunggal, apabila jumlahnya banyak dan tersusun rapat disebut misellium.
3. Misellium
Merupakan kumpulan dari hifa-hifa yang membentuk masa rapat ataupun membentuk kumpulan koloni. Contoh misellium yaitu seperti yang ada pada tempe.
4. Lamela
Merupakan bagian dari tubuh buah yang berbentuk seperti lembaran- lembaran dan terletak di bawah tudung. Pada lamela biasanya tersimpan kumpulan spora.
5. Primordia
Merupakan awal perkembangan tubuh buah jamur basidiomicetes. Istilah yang biasa dipakai dalam jamur budidaya di Indonesia yaitu pinhead. Primordia tersebut akan berkembang membentuk tubuh buah seiring berkembangnya waktu.
6. Tubuh Buah
Struktur padat bagian dari jamur yang terdiri dari batang, tudung dan bagian reproduksi. Tubuh buah merupakan bagian dari jamur budidaya yang akan dipanen dan diolah menjadi aneka olahan makanan untuk dikonsumsi ataupun diolah sebagai bahan obat.
7. Saprofit
Merupakan istilah untuk kelompok makhluk hidup yang menguraikan bahan sederhana di lingkungan tumbuhnya untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kelompok ini tidak merugikan organisme lain yang ditumpanginya sebagai inang. mereka membutuhkan inang hanya sebagai tempat untuk menempel.
8. Inang
Sebutan untuk organisme yang menjadi tempat hidup bagi organisme lain hidup. Contohnya adalah anggrek yang menempel pada pohon pinus, peran pohon pinus adalah sebagai inang. Contoh lain yaitu tumbuhan teh sebagai inang bagi tumbuhan benalu. Jamur juga memerlukan kayu ataupun media lainnya sebagai inangnya.
9. Inokulasi
Penanaman bahan atau bibit organisme pada media buatan atau inang yang berfungsi sebagai media pertumbuhan. Istilah dari inokulasi lainnya adalah penularan karena pada proses perkembangannya seperti menular. Inokulasi dalam budi daya jamur konsumsi ataupun tanaman lainnya dan juga pada tanaman berkhasiat obat khususnya harus dilakukan secara aseptik dan steril untuk menghindari terjadinya kontaminasi jamur ataupun mikroba yang tidak diinginkan.
10. Inkubasi
Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut penyebaran atau pembiakan misellium jamur setelah proses inokulasi. Pada masa inkubasi ini misellium akan bertambah banyak dan rapat pada media tumbuhnya.
11. Aseptik
Kondisi yang bebas dari organisme terutama mikroba yang tidak diharapkan karena kehadirannya akan mengganggu atau merusak pertumbuhan organisme inti yang dibiakkan dan dipelihara. Aseptik merupakan istilah lain dari steril. Penanaman secara aseptik yaitu merupakan penanaman secara steril tanpa adanya kontaminasi dari organism lain.
12. Septik
Kondisi lingkungan yang mengandung banyak organisme atau mikroba yang dapat mencemari ataupun mengkontaminasi organisme inti yang diinginkan. Istilah septik ini juga teelah umum dimasyarakat digunakan untuk penampungan kotoran (septic tank) karena kondisinya memang sangat kotor dan tentunya mengandung banyak penyakit merugikan.
13. Kontaminasi
Kondisi lingkungan dimana terdapat organisme ataupun mikroba lain yang tidak diharapkan karena mencemari dan mengganggu pertumbuhan organisme inti. Kontaminasi dapat terjadi karena proses sterilisasi yang kurang sempurna atau cara inokulasi yang tidak aseptic. Kontaminasi juga bias disebabkan karena lingkungan yang kotor dan tercemar.
14. Kontaminan
Sebutan untuk Organisme penyebab terjadinya kontaminasi. Contohnya Trichoderma yang ditemukan pada kultur Pleurotus.
15. Isolasi
Yaitu pemurnian organisme yang dikumpulkan secara spesifik sesuai jenisnya yang sama. Biasanya isolasi juga istilah yang digunakan untuk pemindahan dari ekvitro ke invitro yang steril. Contohnya pembuatan biakan murni pada jamur tiram yang langsung diambil dari alam.
16. Sterilisasi
Proses pemurnian medium dari organisme-organisme yang dilakukan dengan cara eliminasi ataupun pemusnahan. Sterilisasi umumnya dilakukan secara fisik, kimiawi ataupun radiasi. Cara yang sering dilakukan dalam sterilisasi adalah dengan cara pemanasan seperti direbus, dikukus ataupun dengan menggunakan alat autoklaf bertekanan.
17. PDA
Potato Dextrose Agar, adalah salah satu media tumbuh yang biasa digunakan untuk kultur cendawan. Komposisi media PDA ini terdiri dari ekstrak kentang, gula golongan monosakarida dektrose serta agar yang berperan sebagai pemadat media.
18. Bibit F0
Adalah bibit asal yang diperoleh dari pemilihan jamur (bagian tubuh buah) yang unggul.
Jamur yang telah dipilih kemudian akan diisolasi sporanya dalam keadaan yang steril. Isolasi spora tersebut dilakukan pada cawan Petridis yang berisi media PDA (Potato Dextrose Agar). Spora kemudian dikecambahkan dan akan membentuk hifa (benang halus cendawan). Hifa menjadi semakin kompleks yang akan tumbuh membentuk misellium (kumpulan hifa). Tahaptersebut yang dikenal sebagai bibit induk (F0). Bibit F0 ini tidak bias langsung ditanam untuk budi daya jamur tetpi dkembangkan dulu untuk diturunkan menjadi bibit F1 baru akan siap digunakan untuk budi daya jamurnya. Untuk melaakukan proses ini diperlukan keterampilan yang hanya dapat diperoleh dari latihan.
19. Bibit F1
Bibit F1 merupakan turunan dari induk F0 yang telah diinokulasi (ditanam) dalam media baru. Penanaman ini adalah keturunan pertama dan selanjutnya akan disebut sebagai F1 atau starter. proses ini biasanya menggunakan biji-bijian murni sebagai media tumbuh.
20. Bibit F2
Hasil dari turunan yang diturunkan dari F0 dan F1 berikutnya kemudian barulah F2, F2 adalah merupakan hasil turunan dari bibit jamur F1 (starter) yang dipindahkan ke media lain yaitu berupa campuran serbuk kayu, biji-bijian, dedak atau bekatul dan juga kapur. Penanaman tersebut adalah keturunan kedua yang disebut sebagai F2 atau dikenal sebagai bibit produksi. Bibit F2 juga memiliki sifat yang identik dengan F0 ataupun F1 yang juga masih belum bisa kita tanam untuk dapat menghasilkan jamur segar, tetapi masih diperlukan proses penurunan satu tahapan lagi yaitu tahap baglog . pada proses bibit ini biasanya tidak lagi menggunakan media biji-bijian murni untuk media tetapi juga sudah ditambah dengan media lain seperti merang padi ataupun serbuk gergaji walaupun pada kenyataannya masih ada diantara petani jamur budi daya yang masih tetap menggunakan biji-bijian murni sebagai media tanamnya.
21. Baglog
Merupakan media tanam untuk jamur produksi. Pada baglog ini nantinya akan dikondisikan agar jamur dapat tumbuh optimal. baglog berupa kantung (bag) media yang berbentuk kayu gelondongan (log). Pada plastik media baglog ini akan dilubangi atau sobek, agar jamur dapat tumbuh pada lobang atau sobekan tersebut.
Bibit baglog disebut juga sebagai bibit produksi dihasilkan dari turunan bibit starter F2 yang telah dipindahkan ke media baru yang lainnya sehingga menjadi keturunan ketiga (F3). Mulai dari tahap baglog inilah sudah tida lagi disebut sebagai bibit tetapi telah menjadi media produksi yang disebut Baglog. Proses pembuatan baglog ini tidak sesulit seperti membuat penurunan bibit F0, F1 ataupun F2.
Bibit pada baglog ini sudah tidak layak untuk diturunkan lagi jadi baglog harus langsung dibudidayakan untuk menghasilkan jamur tiram segar. Bagi para pemula biasanya akan memulai usaha budi daya jamur tiram ini dengan cara membudidayakan baglog yang telah mereka beli dari para penyedia.
22. Autoclave
Autoclave atau dikenal juga sebagai alat presto adalah alat masak yang mampu menghasilkan uap panas yang bertekanan tinggi, sehingga dapat digunakan untuk proses sterilisasi berbagai peralatan laboratorium termasuk juga untuk sterilisasi bibit jamur tiram. Namun demikian proses sterilisasi ini harus dilakukan dengan suhu dan tekanan yang sesuai agar menghasilkan bibit yang bagus.
23. Boiler
Boiler Jamur Tiram Putih merupakan suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan uap panas bertekanan tinggi untuk selanjutnya akan dialirkan ke steamer. Boiler dan steamer merupakan satu bagian alat yang penting digunakan untuk proses sterilisasi pada baglog jamur tiram putih. Metode yang banyak digunakan adalah dengan cara mengukus ataupun diberi uap panas sehingga suhu media mencapai 100°C, suhu media tersebut akan dipertahankan hingga 4 jam untuk memastikan panas uap telah membunuh semua mikroba yang ada sehingga media menjadi steril. Penggunaan alat ini cukup efektif dan hemat dalam penggunaan bahan bakar. Penggunaan boiler dengan kapasitas sekitar 100 liter akan mampu mensterilkan sekitar 900 baglog media jamur dengan waktu kurang lebih 6 jam, dan hanya akan mengabiskan 1,5 tabung LPG yang berukuran 12kg.
24. Steamer
Steamer Jamur adalah alat yang digunakan untuk mengukus baglog. Penggunaan steamer harus tersambung dengan boiler. Cara kerja steamer ini adalah agar bisa mempertahankan dan menyimpan uap panas sehingga dapat digunakan untuk mensterilkan media baglog secara optimal. Bahan untuk pembuatan steamer bermacam-macam diantaranya yaitu menggunakan pasangan bata, plat baja, beton, serta ada juga yang campuran.
25. Press Baglog
Penggunaan press Baglog lebih efektif dan efisien karena serbuk tidak dimasukkan plastik lebih dulu seperti press baglog pada umumnya, tetapi plastik akan langsung dipasang pada penjepit plastik dan akan langsung diisi, kemudian setelah itu langsung di press. Proses satu Baglog hanya memerlukan waktu sekitar 40 sampai 60 detik.
26. Spinner Keripik Jamur
Spinner Keripik Jamur merupakan suatu alat khusus yang digunakan untuk meniriskan dan mengeringkan minyak dari keripik jamur yang digoreng.
27. Gas Fryer/ Deep Fryer
Gas Fryer atau dikenal juga sebagai Deep Fryer adalah alat penggorengan. Alat ini dapat digunakan untuk menggoreng jamur tiram putih saat membuat keripik jamur. Dengan menggunakan alat ini hasilnya akan lebih optimal karena dapat lebih matang secara menyeluruh.
Itulah beberapa Istilah-Istilah Didalam Dunia Jamur. Bagi orang awam yang ingin belajar berternak jamur, perlu mengetahui istilah-istilah diatas. Semoga artikel ini bermanfaat.
Comments