9/18/2019

Belajar Mudahnya Berternak Dan Tekhnik Pembibitan Jamur Tiram

Belajar Mudahnya Berternak Dan Tekhnik Pembibitan Jamur Tiram

Belajar Mudahnya Berternak Dan Tekhnik Pembibitan Jamur Tiram
Admin
9/18/2019

Belajar Mudahnya Berternak Dan Tekhnik Pembibitan Jamur Tiram


Bisnis budidaya jamur tiram saat ini masih berpotensi meningkat seiring dengan dikenalnya jamur sebagai bahan pangan eksotis. Saat ini banyak restoran, kafe, hotel yang menghidangkan beragam menu jamur. Penikmat jamur pun kini semakin banyak dari beragam kelas sosial. Jamur sendiri mengandung serat, betaglucan, vitamin B, mineral, kalium dan beberapa jenis karbohidrat.

Dalam menjalankan bisnis budidaya jamur, keberadaan bibit menjadi salah satu kebutuhan utama sebelum memulai usaha. Bahkan bisa dikatakan bibit jamur menjadi bagian dari modal usaha yang perlu Anda persiapkan sebaik mungkin. Sebab, dengan bermodalkan bibit jamur yang berkualitas bagus maka hasil panen yang akan Anda dapatkan juga bisa maksimal. Namun sebaliknya, bila bibit jamur yang Anda gunakan kualitasnya kurang bagus maka bisa dipastikan hasil panen jamur yang didapatkan juga belum bisa maksimal.

Untuk membantu Anda mempersiapkan bibit, berikut kami informasikan teknik pembuatan bibit jamur yang bisa Anda lakukan sebelum memulai usaha.

Bibit jamur F1


Proses pembibitan F1 dilakukan dengan mengambil spora langsung dari indukan jamur dewasa. Spora bisa Anda ambil di kantong spora yang terletak pada ujung basidia. Yang dimaksud dengan basidia sendiri adalah bagian dari tubuh jamur yang terletak pada sekat-sekat atau bilah-bilah jamur dewasa. Untuk teknik pembibitan F1, Anda bisa menggunakan media Potatoes Dextorse Agar (PDA) untuk menghasilkan kultur murni jamur konsumsi. Biasanya dari satu tabung bibit F1 bisa digunakan untuk memulai usaha jamur skala menengah.

Log botol merupakan tahap adaptasi awal/peralihan  miselium jamur tiram dari media PDA (Potato Dextrose Agar) ke media produksi yang berupa serbuk kayu. salah satu Komposisi/formula medium yang dapat digunakan diantaranya serbuk kayu : Jagung : Beras Merah : gula Putih : NPK (tambahan)  : Air secukupnya dengan perbandingan 100 : 100 : 25 : 4 : 1.

Proses pembuatannya :



  • Campurkan semua bahan ke dalam panci kemudian dimasak seperti menanak nasi.
  • Setelah matang kemudian dinginkan dan masukkan ke dalam  botol sebanyak ¾ volume botol.
  • Tutup botol dengan menggunakan plastik tahan panas
  • Sterilisasi menggunakan autoklaf / panci presto selama 20 -30 menit.
  • Log botol yang telah steril selanjutnya diinokulasi dengan menggunakan miselium jamur tiram yang terdapat pada medium PDA.


Bibit Jamur F2 (Bibit Tebar)

Setelah bibit F1 berhasil diproduksi, satu tabung bibit F1 yang dihasilkan bisa diturunkan menjadi 40 botol bibit F2. Proses ini dilakukan dengan memasukan PDA (Potatoes Dextorse Agar) ke media lain berupa biji-bijian untuk memperbanyak miselium. Beberapa jenis biji-bijan yang bisa Anda gunakan misalnya saja seperti gandum, sorgum, atau jagung yang kemudian dikemas dengan menggunakan botol.

Log tebar merupakan log adaptasi miselium jamur tiram untuk skala produksi yang lebih besar. Komposisi medium F2 pada dasarnya sama dengan log produksi F3. Yang membedakannya hanya kapasitas/bobot medium. Log tebar biasanya dibuat dengan bobot 0,5 kg.

Komposisi Medium yang digunakan yaitu serbuk kayu : dedak : jagung : kapur  (CaCO3) : NPK dengan perbandingan 100 : 10 : 5 : 2,5 : 1.

Proses pembuatan :



  • Semua bahan dicampurkan sambil ditambahkan air. Banyaknya air disesuaikan hingga medium kompak yaitu ketika dikepal tidak terurai dan ketika diperas tidak mengeluarkan air.
  • Sebanyak 0,5 kg medium selanjutnya dimasukkan ke dalam plastik tahan panas ukuran 1 kg kemudian padatkan dan ditutup dengan mengikatnya menggunakan karet sambil menyelipkan kapas/kapuk pada bagian atas.
  • Sterilisasi selama tidak kurang dari 4 jam.  Setelah steril,  simpan log di tempat yang bersih.
  • Setelah dingin inokulasikan miselium jamur tiram yang berasal dari botol selai/saus.


Bibit Jamur F3 (Bibit Produksi)


Selanjutnya bibit jamur F2 diturunkan lagi menjadi bibit jamur F3. Proses ini bertujuan untuk memperbanyak pertumbuhan miselium dari bibit F2. Kemudian hasil dari bibit F3 biasanya digunakan untuk pembibitan pada media tanam jamur yang biasanya menggunakan baglog berisi serbuk gergaji kayu.

Bibit Jamur F4 (Bibit Produksi/Baglog)


Baglog merupakan pengembangan dari bibit F3 yang ditanam di dalam baglog. Rata-rata setiap botol bibit F3 bisa dikembangkan dalam 40 baglog jamur. Penanaman bibit dilakukan dengan cara memasukan bibit ke dalam leher baglog hingga penuh. Proses ini membutuhkan ketelitian dan peralatan yang serba steril, agar bibit yang dikembangkan tidak terkontaminasi organisme lain. Biasanya baglog disebut juga dengan bibit siap tanam atau bibit yang biasa dibudidayakan petani di rumah kumbung jamur.

Semoga informasi pembibitan jamur ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca sebelum akhirnya mempelajari cara budidaya jamur selanjutnya. Bekali diri Anda dengan pengetahuan di bidang jamur, dan mulailah berbisnis jamur sekarang juga.

Belajar Mudahnya Berternak Dan Tekhnik Pembibitan Jamur Tiram
4/ 5
Oleh

Comments